.quickedit{ display:none; }
WELCOME TO MY BLOG

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 20 Januari 2011

GAYA HIDUP SEHAT

GAYA HIDUP SEHAT


Sudah menjadi kodratnya apabila semua makhluk hidup memerlukan makanan. Apalagi manusia sebagai mahkluk yang paling sempurna tentunya membutuhkan makanan untuk mendapatkan sumber tenaga, mempertahankan ketahanan tubuh dalam menghadapi serangan penyakit dan untuk tumbuh kembang. Tentunya untuk bisa mewujudkan kegunaan makanan tersebut dengan baik tidak bisa sembarang makanan yang dimakan. Apalagi di zaman sekarang ini banyak penyakit yang diakibatkan oleh pola makan yang salah. Oleh karena itu tentunya kita harus mengetahui bagaimana pola makan sehat itu.


Untuk memperoleh pola makan yang sehat itu paling tidak ada 3 kriteria yang harus kita penuhi antara lain:

1. Jumlah makanan yang kita konsumsi

Kita harus menyeimbangkan jumlah kalori yang masuk dengan jumlah energi yang kita keluarkan. Apabila jumlah kalori yang masuk lebih besar dari energi yang kita keluarkan maka kita akan mengalami kelebihan berat badan.

Selain jumlahnya, komposisipun harus seimbang seperti karbohidratsebanyak 60-70%, protein sebanyak 10-15%, Lemak sebanyak 20-25%, vitamin dan mineral (A, D, E, K, B, C, dan Ca).

2. Jenis makanan yang kita konsumsi

Jenis makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lemak dan nutrien spesifik.

Karbohidrat komplek bisa kita penuhi dari gandum, beras, terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat yang berserat tinggi dan kurangi karbohidrat yang berasal dari gula, sirup dan makanan yang manis-manis. Konsumsi makanan yang manis paling banyak 3-5 sendok makan per hari.

Kebutuhan tubuh akan serat sebanyak lebih dari 25 gram per hari. Untuk memenuhinya diajurkan untuk mengkonsumsi buah dan sayur.

Konsumsi protein harus lengkap antara protein nabati dan hewani. Sumber protein nabati didapat dari kedelai, tempe dan tahu, sedangkan protein hewani berasal dari ikan, daging (sapi, ayam, kerbau, kambing).

Tubuh manusia juga membutuhkan lemak, akan tetapi konsumsi lemak yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang negatif, untuk itu dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam mengkonsumsi lemak.

Sumber vitamin dan mineral terdapat pada vitamin A (hati, susu, wortel, dan sayuran), vitamin D (ikan, susu, dan kuning telur), vitamin E (minyak, kacang-kacangan, dan kedelai), vitamin K (brokoli, bayam dan wortel), vitamin B (gandum, ikan, susu, dan telur), serta kalsium (susu, ikan, dan kedelai).

3. Jadwal makan

Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.

Sedangkan Direktorat Gizi Masyarakat Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang sebagai berikut:

1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

ANATOMI THORAKS

ANATOMI THORAKS


Trauma torak semakin meningkat sesuai dengan kemajuan transportasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.• Di Amerika Serikat didapatkan 180.000 kematian pertahun karena trauma. 25 % diantaranya karena trauma torak langsung, sedangkan 5 % lagi merupakan trauma torak tak langsung atau penyerta.
• Semua alat tubuh yang terletak / melalui rongga torak harus dianggap sebagai organ vital. Cedera torak berlawanan dengan cedera ekstremitas. Ancaman kematian pada cedera torak sangat tinggi.Perbedaan dalam hal penangannan sesegera mungkin dan komplikasi biasanya berat.
• Secara obyektif harus dikenali :
Anatomi torak
Fisiologi dan patofisiologi yang menyertai trauma torak
Jenis trauma torak
Anatomi :
Dinding dada.
Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada adalah tulang iga, columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula dan scapula. Jarinan lunak yang membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darah intrerkostalis dan torakalis interna.
Dasar torak
Dibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi nervus frenikus. Diafragma mempunyai lubang untuk jalan Aorta, Vana Cava Inferior serta esofagus
Isi rongga torak.
Rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. Rongga ini dibatasi oleh pleura visceralis dan parietalis.
Rongga Mediastinum dan isinya terletak di tengah dada. Mediastinum dibagi menjadi bagian anterior, medius, posterior dan superior.
Fisiologi torak :
• Inspirasi : dilakukan secara aktif
• Ekspirasi : dilakukan secara pasif
• Fungsi respirasi :
Ø Ventilasi : memutar udara.
Ø Distribusi : membagikan
Ø Diffusi : menukar CO2 dan O2
Ø Perfusi : darah arteriel dibawah ke jaringan.
Patofisiologi trauma torak.

Perubahan patofisiologi yang terjadi pada dasarnya adalah akibat dari :
1. Kegagalan ventilasi
2. Kegagalan pertukaran gas pada tingkat alveolar.
3. Kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik.
• Ketiga faktor diatas dapat menyebabkan hipoksia. Hipoksia pada tingkat jaringan dapat menyebabkan ransangan terhadap cytokines yang dapat memacu terjadinya adult respiratory distress syndrome ( ARDS), systemic inflamation response syndrome (SIRS).
Klasifikasi trauma
§ Trauma tumpul
§ Trauma tembus : tajam, tembak, tumpul yang menembus.
ANATOMI RONGGA DADA / TORAK
Rongga dada dibagi menjadi 3 rongga utama yaitu ;
1. Rongga dada kanan (cavum pleura kanan )
2. Rongga dada kiri (cavum pleura kiri)
3. Rongga dada tengah (mediastinum).
RONGGA MEDIASTINUM
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :
1. Mediastinum superior (gbr. 1), batasnya :
Atas : bidang yang dibentuk oleh Vth1, kosta 1 dan jugular notch.
Bawah : Bidang yang dibentuk dari angulus sternal ke Vth4
Lateral : Pleura mediastinalis
Anterior : Manubrium sterni.
Posterior : Corpus Vth1 - 4
2. Mediastinum inferior terdiri dari :
a. Mediastinum anterior (gbr. 2)
b. Mediastinum medius (gbr. 3)
c. Mediastinum Posterior.(gbr. 4 )
a. Mediastinum Anterior batasnya :
• Anterior : Sternum ( tulang dada )
• Posterior : Pericardium ( selaput jantung )
• Lateral : Pleura mediastinalis
• Superior : Plane of sternal angle
• Inferior : Diafragma.
b. Mediastinum Medium batasnya :
• Anterior : Pericardium
• Posterior ; Pericardium
• Lateral : Pleura mediastinalis
• Superior : Plane of sternal angle
• Inferior : Diafragma
c. Mediastinum posterior, batasnya :
• Anterior : Pericardium
• Posterior : Corpus VTh 5 – 12
• Lateral : Pleura mediastinalis
• Superior : Plane of sternal angle
• Inferior : Diafragma.
ANATOMI PLEURA
Pleura ( selaput paru ) adalah selaput tipis yang membungkus paru – paru :
Pleura terdiri dari 2 lapis yaitu ;
1. Pleura visceralis, selaput paru yang melekat langsung pada paru –paru.
2. Pleura parietalis, selaput paru yang melekat pada dinding dada.
• Pleura visceralis dan parietalis tersebut kemudian bersatu membentuk kantong tertutup yang disebut rongga pleura (cavum pleura). Di dalam kantong terisi sedikit cairan pleura yang diproduksi oleh selaput tersebut
Gejala Umum trauma torak
• Gejala yang sering dilihat pada trauma torak adalah : nyeri dada dan sesak nafas atau nyeri pada waktu nafas.
• Pasien tampak sakit, sesak atau sianotik dengan tanda trauma torak atau jejas pada dadanya. Lebih dari 90 % trauma toraks tidak memerlukan tindakan pembedahan berupa torakotomi, akan tetapi tindakan penyelamatan dini dan tindakan elementer perlu dilakukan dan diketahui oleh setiap petugas yang menerima atau jaga di unit gawat darurat. Tindakan penyelamatan dini ini sangat penting artinya untuk prognosis pasien dengan trauma toraks.

Tindakan elementer ini adalah :
1. Membebaskan dan menjamin kelancaran jalan nafas.
2. Memasang infus dan resusitasi cairan.
3. Mengurangi dan menghilangkan nyeri.
4. Memantau keasadaran pasien.
5. Melakukan pembuatan x-ray dada kalau perlu dua arah.
• Trauma torak yang memerlukan tindakan dan atau pembedahan gawat/ segera adalah yang menunjukkan :
1. Obstruksi jalan nafas
2. Hemotorak massif
3. Tamponade pericardium / jantung
4. Tension pneumotorak
5. Flail chest
6. Pneumotorak terbuka
7. Kebocoran bronkus dan trakeobronkial.
DIAGNOSIS BERBAGAI MACAM TRAUMA TORAK.
DINDING DADA :
1. Patah tulang rusuk, tunggal dan jamak :
• Merupakan jenis yang paling sering.
• Tanda utama adalah tertinggalnya gerakan nafas pada daerah yang patah, disertai nyeri waktu nafas dan atau sesak.
2. Flailchest :
• Akibat adanya patah tulang rusuk jamak yang segmental pada satu dinding dada.
• Ditandai dengan gerakan nafas yang paradoksal. Waktu inspirasi nampak bagian tersebut masuk ke dalam dan akan keluar waktu ekspirasi. Hal ini menyebabkan rongga mediastinum goncangan gerak ( flailing ) yang dapat menyebabkan insertion vena cava inferior terdesak dan terjepit.
• Gejala klinis yang nampak adalah keadaan sesak yang progressif dengan timbulnya tanda-tanda syok.
RONGGA PLEURA :
1. Pneumotorak :
• Disebabkan oleh robekan pleura dan atau terbukanya dinding dada. Dapat berupa pneumotorak yang tertutup dan terbuka atau menegang (“tension pneumotorak”). Kurang lebih 75 % trauma tusuk pneumotorak disertai hemotorak.
• Pneumotorak menyebabkan paru kollaps, baik sebagian maupun keseluruhan yang menyebabkan tergesernya isi rongga dada ke sisi lain. Gejalanya sesak nafas progressif sampai sianosis dengan gejala syok.
2. Hemotoraks :
• Adanya darah dalam rongga pleura. Dibagi menjadi hemotorak ringan bila jumlah darah sampai 300 ml saja. Hemotorak sedang bila jumlah darah sampai 800 ml dan hemotorak berat bila jumlah darah melebihi 800 ml.
• Gejal utamanya adalah syok hipovolemik .
3. Kerusakan paru:
• 75 % disebabkan oleh trauma torak ledakan. (“blast injury”) . Perdarahan yang terjadi umumnya terperangkap dalam parenkim paru
• Gejala klinis mengarah ke timbulnya distress nafas karena kekurangan kemampuan ventilasi. Perdarahan yang timbul akan membawa akibat terjadinya hipotensi dan gejala syok.
4. Kerusakan trakea, bronkus dan sistem trakeobronkoalveolar.
• Terjadi kebocoran jalan nafas yang umumnya melalui pleura atau bawah kulit bawah dada sehingga menimbulkan emfisema subkutis.
• Disebabkan oleh sebagian besar akibat trauma torak tumpul di daerah sternum
• Secara klinis leher membesar emfisematous dengan adanya krepitasi pada dinding dada. Sesak nafas sering menyertai dan dapat timbul tension pneumotorak.
5. Kerusakan jaringan jantung dan perikardium.
• Gejala klinis akan cepat menunjukkan gejala syok hipovolemik primer dan syok obstruktif primer. Bendungan vena di daerah leher merupakan tanda penyokong adanya tamponade ini. Juga akan nampak nadi paradoksal yaitu adanya penurunan nadi pada waktu inspirasi, yang menunjukkan adanya massa (cair) pada rongga pericardium yang tertutup.
• Penyebab tersering adalah trauma torak tajam di daerah parasternal II – V yang menyebabkan penetrasi ke jantung. Penyebab lain adalah terjepitnya jantung oleh himpitan sternum pada trauma tumpul torak.
• Melakukan fungsi perikardium yang mengalami tamponade dapat bertujuan diagnostik sekaligus langkah pengobatan dengan membuat dekompressi terhadap tamponadenya.
6. Kerusakan pada esofagus.
• Relatif jarang terjadi, menimbulkan nyeri terutama waktu menelan dan dalam beberapa jam timbul febris. Muntah darah / hematemesis, suara serak, disfagia atau distress nafas.
• Tanda klinis yang nampak umumnya berupa empisema sub kutis, syok dan keadaan umum pasien yang tidak nampak sehat. Sering dijumpai tanda “Hamman” yang berupa suara seperti mengunyah di daerah mediastinum atau jantung bila dilakukan auskultasi. Diagnosis dapat dibantu dengan melakukan esofagoram dengan menelan kontras.
7. Kerusakan Ductus torasikus:
• Menimbulkan gejala chylotoraks. Gejala klinis ditimbulkan oleh akumulasi chyle dalam rongga dada yang menimbulkan sesak nafas karena kollaps paru. Kejadian ini relatif jarang dan memerlukan pengelolaan yang lama dan cermat.
8. Kerusakan pada Diafragma :
• Disebabkan umumnya oleh trauma pada daerah abdomen, atau luka tembus tajam kearah torakoabdominal.
• Akan menimbulkan herniasi organ perut. Kanan lebih jarang dibandingkan kiri.
• Gejala klinis sering terlewatkan karena 30 % tidak memberikan tanda yang khas. Sesak nafas sering nampak dan disertai tanda-tanda pneumotoraks atau gejala hemotoraks.
LANGKAH DIAGNOSTIK
• Secara umum diagnosis secara klinis ditegakkan dari jenis kerusakan yang terjadi dan pembuatan x – ray foto dada. Bila memungkinkan maka x-ray foto sebaiknya dibuat dalam dua arah ( PA dan Lateral).
• Jejas pada daerah dada akan membantu adanya kemungkinan trauma torak. Bila ada trauma multiple maka dianjurkan untuk selalu dibuat foto x- ray dada.
• Tanda dan gejala penyerta seperti adanya syok (hipotensi, nadi cepat dan keringat dingin) dan adanya trauma lain organ dada merupakan butir diagnostik yang penting. Pemasangan NGT sebagai persiapan untuk pengosongan lambung untuk mencegah aspirasi isi labung ke paru, dapat dipakai sebagai langkah diagnostik pada kerusakan esofagus dan dan diafragma.
• Pada dasarnya diagnostik trauma torak harus ditegakkan secepat mungkin, tanpa memakai cara diagnostik yang lama ( Ct-scan, angiografi).
• Pemeriksaan gas darah dapat membantu diagnostik bila fasilitasnya ada.
INDIKASI TORAKOTOMI :
• Hemotoraks yang berat ( > 800 cc)
• Laserasi paru yang gagal dengan tindakan bedah konservatif.
• Tamponade perikardium
• Kebocoran trakeo-bronkial yang gagal dengan tindakan konservatif (drainase).
KOMPLIKASI TRAUMA TORAK:
1. Yang terkait dengan tidak stabilnya dinding dada :
• Nyeri berkepanjangan, meskipun luka sudah sembuh. Mungkin karena callus atau jaringan parut yang menekan saraf interkostal. Terapi konservatif dengan anlgesik atau pelunak jaringan parut.
• Osteomylitis, dilakukan squesterisasi dan fiksasi.
• Retensi sputum, karena batuk tidak adequat dan dapat menimbulkan pneumoni. Diperlukan pemberian mukolitik.
2. Yang terkait dengan perlukaan dan memar paru:
• Infiltrat paru dan efusi pleura, yang memerlukan pemasangan WSD untuk waktu yang lama.
• Empiema, yang terjadi lambat dan memerlukan WSD dan antibiotik.
• Pneumoni, merupakan komplikasi yang berbahaya dan perlu diberi pengobatan yang optimal. Bila distress pernafassan berkelanjutan maka diperlukan pemasangan respirator.
• Fistel bronkopleural, ditandai dengan gejala kolaps paru yang tidak membaik. Memerlukan tindak bedah lanjut berupa torakotomi eksploratif dan penutupan fistelnya.
• Chylotoraks lambat.
3. Komplikasi lain di luar paru dan pleura :
• Mediastinitis, merupakan komplikasi yang sering fatal. Bila terjadi pernanahan maka harus dilakukan drainase mediastinum.
• Fistel esofagus, dapat ke mediastinum dan menyebabkan mediastinitis atau ke pleura dan menimbulkana empiema atau efusi pleua. Diperlukan tindakan bedah untuk menutup fistel.
• Hernia diafragmatika lambat, memerlukan koreksi bedah.
• Kalainan jantung, terutama pada luka tembus dan trauma tajam pada jantung. Memerlukan tindakan bedah dan pembedahan jantung terbuka.

ANATOMI CRANIUM

ANATOMI CRANIUM


ANATOMI REGIO CRANIUM

A. Struktur Jaringan keras pembentuk regio cranium
Tengkorak dibentuk oleh beberapa tulang picak yang bentuknya melengkung, satu sama lain dan berhubungan erat sekali. Tengkorak terdiri atas dua bagian yaitu : tengkorak otak dan tengkorak wajah.
1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)
2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :
a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.
3. Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :
a. Tulang pelipis ( os Temporal )
b. Sebagian tulang dahi
c. Tulang ubun-ubun
d. Tulang baji.
4. Tengkorak wajah.
Tengkorak wajah pada manusia bentuknya lebih kecil dari tengkorak otak.
Didalam tengkorak wajah terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (cavum oris), dan rongga hidung (cavum nasi) dan rongga mata (orbita). Tengkorak wajah dibagi atas dua bagian:
Bagian hidung terdiri atas :
1) Os Lacrimal (tulang mata) letaknya disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata.
2) Os Nasal (tulang hidung) yang membentuk batang hidung sebelah atas
3) Os Konka nasal (tulang karang hidung), letaknya di dalam rongga hidung danj bentuknya berlipat-lipat.


Septum nasi (sekat rongga hidung) adalah sambungan dari tulang tapis yang tegak.
Bagian rahang terdiri atas tulang-tulang seperti :
1) Os Maksilaris (tulang rahang atas)
1) Os Zigomaticum, tulangpipi yang terdiri dari dua tulang kiri dan kanan.
2) Os Palatum atau tulang langit-langit, terdiri dari dua dua bua tulang kiri dan kanan
3) Os Mandibularis atau tulang rahang bawah , terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri dan kanan yang kemudian bersatu di pertengahan dagu. Dibagian depan dari mandibula terdapat processus coracoid tempat melekatnya otot.
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut sutura. Sutura-sutura tersebut adalah : 1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal. 2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan. 3) Sutura lambdoidea yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital.


B. Jaringan lunak pada regio kepala dan wajah
1. Otot kulit kepala
m. Occipitofrontalis, venter occipitalis O. Linea nuchae superior. Sedangkan venter frontalis. O, Kulit dan fascia superfisialis alis mata. I. Pada Aponeurosis epicranialis. Inn. N facialis. Fungsi menggerakkan kulit kepala dan alis mata.
2. Otot ekspresi wajah
Nama otot Origo Insertio Fungsi
m. Orbicularis oculi Lig. Palpebra medial Membuat lengkungan, kembali lagi ke origo Melipat-lipat kulit sekitar orbita,untuk melindungi bola mata.
m.Corrugator supercilii Arcus Superciliaris Kulit alis mata Kerutan vertikal dahi
m. Compressor nasi Proc. Frontalis mandibula Aponeurosis pangkal hidung Menekan tulang rawan nasal yang mobil.
m.Dilator naris Maxilla Ala nasi Melebarkan apertura nasi
m. Procerus Os nasale Kulit diantara alis mata Mengerutkan kulit hidung
m. Orbicularis oris Maxilla, mandibula dan kulit mulut Melingkari orificium mulut Mengatupkan bibir
3. Otot dilator bibir
a. m. Levator labii superioris aleque nasi
b. m. Levator labii superioris
c. m. Zygomaticus minor
d. m. Zygomaticus major
e. m. Levator anguli oris
f. m. Risorius
g. m. Depressor anguli oris
h. m. Depressor labii inferioris
i. m. Mentalis
Kesembilan otot tersebut diatas berorigo dari tulang-tulang di fascia di sekeliling lubang mulut dan berinsertio dan berinsertio pada substansi bibir. Inn. N. facialis. Fungsi unutuk membuka bibir
j. m. Buccinacor O. Permukaan luar margo alveolar maxilla dan mandibula. Lig. Pterygomandibularis. Inn. n. facialis fungsi menekan pipi dan bibir pada gigi.
4. Otot pengunyah
Otot/saraf Origo Insertio Fungsi
M. Masseter
Inn, Divisi mandibular Arcus Zygomaticus Facies lateralis ramus mandibula Mengangkat mandibula untuk
M. Temporalis
Inn, Divisi mandibular Dasar fossa temporalis Proc. Coronoidues Mandibula Serat anterior mengangkat mandibula, Serat posterior, mengembalikan posisi mandibula.
M. Pterygoideus lateralis
Inn, Divisi mandibular Ala major os sfenoidalis dan lamina lateralis proc. pterygoidei Collum mandibulae dan discus articularis Menarik collum mandibula kedepan

Rabu, 19 Januari 2011

Jari Macet (trigger Finger)

Jari Macet (trigger Finger)


Trigger finger terjadi saat gerakan tendon pada saat membuka dan menutup jari jari mengalami keterbatasan bisa terkunci atau menetap pada saat lurus.


Penyebab

Penebalan nodule akan mengakibatkan terjepitnya terowongan, sehingga akan menyebabkan jari susah untuk di luruskan.
Tendon akan menjadi iritasi saat terjadi slip di terowongan sehingga lama lama tendon akan menebal dan menjadi semakin sulit untuk lewat terowongan tersebut. Jaringan yang mempertahankan tendon juga akan mengalami penebalan karena menahan tendon yang melewati terowongan semakin susah. Sehingga tendon akan berhenti di ujung terowongan saat jari akan di luruskan (ektensikan).

Penyebab trigger finger tidak diketahui, trigger finger sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan kaum laki laki. Biasanya terjadi umur sekitar 40 sampai 60 tahun. Trigger finger sering dijumpai pada beberapa orang yang mengalami gangguan medis seperti diabetes dan Rheumatoid Arhrtisi

Gejala

Gejala ini muncul biasanya dimulai tanpa adanya cidera. Gejala gejala ini termasuk benjolan kecil, nyeri di telapak tangan, pembengkakan, rasa tidak nyaman di jari dan sendi.Kekakuan akan bertambah setelah tidak melakukan aktifitas, misalnya saat anda bangun pagi.Dan kadang kekakuan akan berkurang saat melakukan aktifitas. Kadang kadang jika tendon terasa bebas bisa bergerak tegak akan dirasakan sendi seperti terjadi "dislokasi" / pergeseran sendi.Pada Kasus kasus yang berat jari tidak dapat diluruskan bahkan dengan bantuan. Pasien dengan diabetes biasanya akan terkena lebih parah.


Diagnosa

Dokter maupun seorang fisioterapist terlatih dapat mendiagnosa hanya dengan menanyakan problem tangan anda dan memeriksanya. Biasanya x- raya tidak dibutuhkan untuk mendiagnosa trigger finger.

Pengobatan Non Bedah

Jika gejala sangat ringan, maka mengistirahatkan jari sudah cukup untuk mengatasi masalah. Obat obat bebas dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Splint bisa digunakan supaya sendi jari bisa beristirahat.

Seorang dokter dapat menginjeksi dengan kortikosteroid, kadang kadang perbaikan akan bersifat sementara dan biasanya memerlukan lebih dari 1 kali injeksi.Injeksi sepertinya tidak memberikan perbaikan yang tetap selama penyebab masih ada, atau berkaitan dengan penyakit yang lain seperti diabetes melitus.

Operasi

Trigger finger bukanlah merupakan kondisi yang berbahaya. Keputusan untuk melakukan pembedahan tergantung dari tingkat keparahan. Jika jari macet pada posisi tertekuk (fleksi) maka pembedahan dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kekakuan yang menetap.

Tujuan dari pembedahan adalah untuk melonggarkan bagian terowongan sehingga tendon dapat bergerak dengan mudah. Biasanya untuk prosedur ini pasien tidak memerlukan rawat inap, pembedahan ini dilakukan melalui irisan yang kecil di telapak tangan atau kadang dengan menggunakan jarum. Biasanya setelah operasi jari akan bisa diluruskan kembali.

Beberapa pasien mengalami nyeri di telapak tangan, dengan menaikkan tangan setelah pembedahan akan mengurangi pembengkakan dan nyeri.Penyembuhan total akan berlangsung selama beberapa minggu. Jika jari masih terasa kaku setelah operasi maka fisioterapi sangat dibutuhkan untuk mengendorkan jaringan yang kaku.

Frosen shoulder (Kaku Sendi bahu)

Frosen shoulder (Kaku Sendi bahu)


Sendi dikatakan sebagai sendi apabila kehilangan jangkauan gerak di semua aspek gerak.Keterbatasan ini tidak hanya terjadi pada saat pasien menggerakkan bahunya saja, akan tetapi ketika juga pemeriksa/dokter melakukan test gerakan dan posisi bahu dalam kondisi relaks.Istilah lain dari frozen shoulder yaitu adhesive capsulitis.


Apa penyebab frozen shoulder?

Frozen shoulder bisa disebabkan oleh peradangan,luka, penebalan, dan penyusutan dari kapsul sekitar sendi bahu. Beberapa injurypada bahu yang bisa menyebabkan frozen shoulder, termasuk tendinitis, bursitis, and rotator cuff injury. Frozen shoulders lebih sering terjadi pada pasien dengan diabetes, peradangan kronis sendi bahu, atau setelah operasi dada atau payudara, immobilitas dari bahu juga dapat menyebabkan frozen shoulder.


Bagaimanakah diagnosa frozen shoulder?

Sendi dikatakan frozen shoulder selama pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat keterbatasan gerak yang cukup signifikan baik oleh pasien sendiri atau oleh pemeriksa yang menggerakkannya. Untuk mengetahui penyakit penyakit yang berkaitan dengan bahu dapat di diagnosa melalui riwayat penyakit, pemeriksaan, test darah dan pemeriksaan x-ray pada bahu.

Jika perlu, untuk mengtahui diagnosis lebih pasti dapat dilakukan pemeriksan x-ray dengan menggunakan kontras yang di suntikkan ke sendi bahu sebagai tanda pengerutan atau penyusutan kapsul sendi bahu.Jenis tindakan ini dinamakan dengan arthrography. Jaringan disekitar sendi juga dapat dilihat dan dievaluasi dengan menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Stadium Frozen shoulder
Ada 3 stadium frozen shoulder, setiapnya berlangsung sekitar 4- 6 bulan, dengan ditandai gejala gejala klinis. Pada tingkat pertama "freeze", bahu dengan terus menerus kehilangan gerakan pasif dan menyebabkan nyeri yang memburuk. Untuk stage kedua "frozen" ditandai dengan kekakuan yang berlanjut dan adanya perbaikan dari nyeri dan peradangan .Pada stadium ketiga "thawing" dengan tanda adanya keterbatasan gerak sendi yang mulai berkurang, dan "range of motion" sendi yang bertambah. Biasanya pada stage ke tiga terapi lebih di intesifkan


Kondisi apa yang mirip dengan frozen shoulder?


Peradangan sendi bahu (arthritis)atau otot disekitar bahu hal ini dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri atau kekakuan sendi sehingga berakibat terjadinya keterbatasan gerak dari bahu.
Injury dari tendon tunggal (tendon otot rotator cuff) dapat membatasi ruang gerak sendi, akan tetapi tidak semua arah gerakan terbatas. Sering sekali pada pemeriksaan sendi bahu pada injurytendon (misalnya pada tendinitis atau luka tendon), dokter ataupun pemeriksa dapat menggerakkan sendi bahu pada posisi relaks, dan jangkauannya lebih jauh dibandingkan apa yang dilakukannya sendiri.

Bagaimana frozen shoulder di terapi?

Terapi dari frozen shoulder biasanya memerlukan beberapa kombinasi yaitu ;obat obatan anti inflamasi, fisioterapi, dan suntikan cortisone di sendi bahu. Tanpa terapi tersebut kondisi frozen shoulder akan bisa menjadi menetap atau permanen.

Kunjungan fisioterapi yang rajin adalah merupakan kunci utama, untuk fisioterapi dapat dilakukan dengan tindakan meliputi short wave diathermiultrasound, stimulasi elektrik atau TENS ( Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), manual terapi,ice pack, dan kadang dilakukan latihan latihan penguatan dari otot bahu. Waktu untuk fisioterapi dapat mencapai dalam hitungan minggu atau bulan untuk dapat pulih total, tergantung dari keparahan jaringan di sekitar sendi bahu.

Hal yang sangat penting bagi pasien dengan frozen shoulder untuk menghindari terjadinya injury kembali pada jaringan sendi bahu selama proses ini. Pasien harus menghindari gerakan gerakan yang sifatnya mendadak, gerakan menyentak, dan mengangkat bebabn berat dengan menggunakan anggota badan yang terkena.

Kadang kondisi frozen shoulder menunjukkan resistensi terhadap fisioterapi ataupun pengobatan. Pasien dengan frozen shoulder resistensi dapat dipertimbangkan dengan operasi arthoscopic atau manipulasi dengan anesthesi dengan tujuan melepaskan jaringan yang mengkerut pada kapsul sendi.
Akan tetapi dengan manipulasi juga mengundang resiko terjadinya fraktur (patah tulang) humerus (bahu)

Hal yang sangat penting bagi pasien yang menjalani manipulasi bahu untuk melakukan latihan aktif sendi bahu setelah dilakukan prosedur tersebut. Hanya oleh latihan yang terus menerus pada sendi bahu yang membuat fungsi gerakan dan mobilitas dapat tercapai optimal.

TENNIS ELBOW

TENNIS ELBOW


Tennis elbow atau lateral epicondylitis merupakan hal yang sangat umum bagi pasien yang mencari pertolongan medis karena nyeri di siku. Penyebab tennis elbow tidaklah diketahui sebarnya, tetapi diperkirakan karena kerobekan kecil tendon yang menghubungkan otot dengan tulang di sendi bahu.

Group otot yang termasuk adalah otot ektensor pergelangan tangan, terutama otot ektensor carpi radialis brevis yang menimbulkan gejala pada tennis elbow ini.


Gejala dari Tennis elbow
pasien dengan gejala tennis elbow akan merasakan nyeri disekitar sendi siku bagian luar yang akan bertambah jika melakukan gerakan mengenggam dan mengerakkan ke arah dorsal.Hal yang paling umum pada tennis elbow yaitu :

o Nyeri di bagian luar sendi siku

o Nyeri saat mengangkat benda

o Nyeri yang menjalar ke bagian lengan bawah

Nyeri yang berkaitan dengan tennis elbow biasanya bertahap, akan tetapi juga bisa terjadi secara mendadak.Umur rata rata pasien tennis elbow diantara 35 tahun sampai 65 6ahun , antara laki laki dan wanita hampir sama. Tennis elbow terjadi pada lengan yang dominan sekitar 75 persen. Semua orang bisa terkena tennis elbow akan tetapi tennis elbow sering dijumpai pada beberapa group :

* Pekerja Manual
Orang yang bekerja dengan menggunakan tangan mempunyai resiko tinngi untuk terjadinya tennis elbow. Pekerjaan yang bisa menyebabkan tennis elbow seperti tukang ledeng , tukang cat, tukang kebun dan tukang kayu

* Olah raga
Olah raga yang menggunakan raket lebih gampang terjadi tennis elbow. Kurang lebih 1/3 pemain tennis mengalami tennsi elbow di sepanjang karier mereka.Hal yang serupa dengan olah raga dengan menggunakan raket, yaitu golf, pemain anggar dan ada beberapa olah raga yang lain.

Adakah test khusus untuk mendiagnosa tennsi elbow?
X-rays pasien dengan tennis elbow sebagian besar normal. Tes yang lain seperti EMG biasanya diperlukan apabila terjadi ada hal yang lain selain kondisi tennis elbow itu sendiri.


Penyebab lain dari nyeri sendi siku yaitu diantaranya instabilitas sendi, arthritis siku, dan radial tunnel sindrome. Biasanya kasus kasus ini sangat berbeda.


Apa yang terjadi pada tennis elbow?

Tidak ada seorang pun mengetahui dengan pasti, tetapi ada beberapa pendapat.Tennis elbow bukanlah proses peradangan yang simpel dari tendon disekitar sendi.Tennis elbow dipandang sebagai proses degeneratif sebagai proses umur atau penggunaan yang terus menerus. Gejala ini bisa berakibat akibat proses penyembuhan yang tidak sempurna dikarenakan tidak mempunyai aliran darah yang baik sehingga akan menyebabkan nutrisi dan oksigen tidak bisa mencapai tempat tesebut. sehingga akan menyebabkan tendon terjadi cidera.

Kapan saya memerlukan dokter atau fisioterapi:

o Ketidak mampuan membawa benda atau menggunakanlengan
o Nyeri sendi terjadi pada saat malam atau sedang istirahat
o Nyeri tidak ada kurangnya setelah beberapa hari
o Ketidakmampuan meluruskan atau menekuk siku
o Bengkak atau memar di sekitar sendi siku

PENGERTIAN FISIOTERAPI

PENGERTIAN FISIOTERAPI



Fisioterapi bukan berarti pijat terapi lho ...? fisioterapi menurut konggres , yang namanya WCPT ( World Congress Physical Theraphy ) seorang fisioterapi adalah tenaga kesehatan profesional yang bekerja untuk manusia segala umur yang bertujuan untuk memelihara, meningkatakan kesehatan, mengembalikan fungsi fungsi dan ketergantungan individu yang mengalami kekurangan gangguan kemampuan atau masalah yang disebabkan karena kerusakan fisik , psikis dan lain sebagainya.

Ilmu yang dipelajari
Tentunya ilmu yang dipelajari bukan berasal dari banten....? pendekar banten kali ya ... apa hubungannya. ok deh kita terus lagi, ilmu yang dipelajari oleh seorang fisioterapi adalah ilmu yang mencakup seperti fisika, ilmu kemanusiaan, kesehatan serta teknik teknik latihan dan manipulasi ( bukan arti berbuat curang atau alias bo' ong in orang lho...., tetapi teknik ilmu menggunakan tangan untuk menyembuhkan pasien), dingin , panas , serta modalitas elektro terapeutik


Otonomi alias kemandirian
Fisioterapi adalah profesi yang mempunyai otonomi sendiri serta mandiri dalam melaksanakan praktek secara terbuka dan mempunyai hubungan sejajar atau sama dengan profesi medis dan tenaga kesehatan professional lainnya


Tempat Bekerja atau pelayanan Fisioterapi
seorang fisioterapis dapat memberikan pelayanannya di rumah sakit baik swasta maupun negeri, dipusat rehabilitasi, di pusat kebugaran, puskesmas, sekolah, klinik klinik

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More